Tembok Besar Cina | Tembok Besar Cina atau Tembok Raksasa merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat oleh manusia, lokasinya terletak di Republik Rakyat Cina, ini merupakan tanda atau bukti peradaban manusia yang pernah ada di masa silam. Melancong Asyik memberikan informasi seputar Tembok Besar Cina, semoga bermanfaat.
Panjangnya adalah 6.400 kilometer
(dari kawasan Sanhai Pass di timur hingga Lop Nur di sebelah barat) dan
tingginya 8 meter dengan tujuan untuk mencegah serbuan bangsa Mongol dari Utara
pada masa itu. Lebar bagian atasnya 5 m, sedangkan lebar bagian bawahnya 8 m.
Setiap 180-270 m dibuat semacam menara pengintai. Tinggi menara pengintai
tersebut 11-12 m. Untuk membuat tembok raksasa ini, diperlukan waktu ratusan
tahun di zaman berbagai kaisar
18 SHIH HUANG TI 259 SM-210 SM
Kaisar Cina yang besar Shih Huang
Ti dari tahun 238-210 SM menyatukan Cina dengan kekuatan senjata dan meletakkan
dasar perombakan-perombakan. Perombakan ini merupakan faktor utama dalam
penyatuan kultural Tiongkok hingga kini.
Shih Huang Ti (juga terkenal
dengan julukan Ch’in Shih Huang Ti) dilahirkan tahun 259 SM dan wafat tahun 210
SM. Untuk memahami arti penting pribadinya, kita perlu mengetahui dulu latar
belakang historis masanya. Dia lahir di penghujung tahun dinasti Chou yang
didirikan sekitar 1100 SM. Berabad sebelum masanya, dinasti Chou sudah kehilangan
keampuhannya selaku penguasa, dan Cina terpecah belah menjadi banyak sekali
negara-negara feodal.
Pelbagai raja-raja feodal ini tak
henti-hentinya bertempur satu sama lain, dan lambat laun beberapa penguasa
kecil melenyap. Salah satu dari negeri terkuat yang selalu baku hantam itu
Ch’in, di bagian Cina sebelah barat. Pemimpin-pemimpin kerajaan Ch’in menganut
mazhab filosofis legalis yang dijadikan dasar negara. Kong Hu-Cu menganjurkan
agar penduduk diperintah lewat contoh suri teladan akhlak dari pemimpinnya.
Tetapi, menurut mazhab filosofi legalis, rakyat tidak cukup baik diperintah
lewat cara yang ditunjukkan Kong Hu-Cu, karena itu tidak mungkin ditrapkan.
Mendingan, rakyat itu diawasi ketat lewat aturan-aturan keras dan dipaksa tanpa
pandang bulu. Hukum dan aturan digariskan oleh penguasa dan penguasa dapat
mengubah kalau dia pandang perlu untuk kepentingan politik masa depan negeri.
Bisa jadi akibat berpegang pada
ide legalis, bisa jadi juga karena letak posisi geografisnya, atau bisa jadi
berkat kemampuan kepemimpinan Ch’in, negeri itu menjadi negeri paling kuat
diantara negeri-negeri kerajaan di Cina pada saat Cheng (keturunan Shih Huang
Ti di masa depan) lahir. Secara simbolis Cheng naik tahta pada tahun 246 SM
pada umur tigabelas tahun tetapi dalam praktek sebuah dewan memegang
pemerintahan hingga Cheng cukup dewasa di tahun 238 SM. Raja baru itu
mengangkat jendral-jendral yang berkemampuan dan dengan semangat berkobar-kobar
mengganyang negeri-negeri feodal yang masih tinggal. Negeri feodal terakhir
rontok tahun 221 SM dan sesudah itu dia bisa memproklamirkan diri selaku Wang
(raja) seluruh Cina. Sekedar memberi bobot, dalam rangka usahanya memutus
hubungan dengan masa lampau, dia memakai gelar baru dan menyebut dirinya Shih
Huang Ti yang maknanya “Kaisar pertama.”
Shih Huang Ti segera bergegas
melakukan perubahan-perubahan besar. Berdasar tekad mencegah cerai-berainya
lagi Cina yang telah merusakkan kerajaan Chou, dia memutuskan menghapus habis
seluruh sistem pemerintahan feodal. Wilayah yang dikuasainya dibagi-baginya
menjadi 36 propinsi, dan pada tiap propinsi diangkat seorang gubernur sipil
yang langsung ditunjuk oleh kaisar. Shih Huang Ti mengeluarkan dekrit bahwa
gubernur propinsi tidaklah lagi berdasar keturunan. Akibat dari keputusan ini, terjadilah
kebiasaan memindah-mindahkan gubernur dari satu propinsi ke propinsi lain untuk
mencegah kemungkinan timbulnya pejabat daerah yang ambisius dan menyusun basis
kekuatan untuk kepentingan dirinya sendiri. Tiap propinsi juga punya pimpinan
militer, ditunjuk oleh kaisar dan sewaktu-waktu bisa dipindah kapan saja dia
berkenan. Di samping itu ditunjuknya pula pejabat ketiga untuk memelihara
keseimbangan antara gubernur sipil dan gubernur militer. Dia membangun jalan
raya yang panjang dan rapi menghubungkan ibukota dengan kota-kota propinsi.
Jalan raya itu dibangun sedemikian rupa –di samping arti ekonomisnya– juga
sewaktu-waktu dapat digunakan untuk gerakan tentara pusat ke daerah-daerah yang
kalau-kalau banyak tingkah dan coba-coba bikin ulah yang bisa mengganggu
keutuhan dan kestabilan kekuatan pusat. Shih Huang Ti pun tak lupa mengumumkan
aturan bagi aristokrat-aristokrat lama yang masih hidup harus menetap di
ibukota Hsieng yang dengan maksud supaya mereka dapat dengan mudah diawasi
gerak-geriknya.
Tetapi, Shih Huang Ti tidaklah
puas hingga di situ. Dia tidak puas hanya sampai urusan persatuan politik dan
militer semata, tetapi juga berusaha menggalang kesatuan ekonominya. Dia
menentukan norma-norma ukuran baik untuk berat timbangan maupun panjang sesuatu
barang. Dia menetapkan standar mata uang, macam-macam peralatan, lebar serta
panjang kendaraan dan mengawasi konstruksi jalan raya dan saluran-saluran air.
Dan dia juga menetapkan sistem hukum yang seragam untuk seluruh Cina berikut
standar bahasa tulisan.
Perbuatan kaisar yang paling
termasyhur (atau barangkali yang paling tidak populer) adalah peraturan yang
dikeluarkannya tahun 213 SM yang mengharuskan bakar semua buku di Cina, kecuali
buku-buku yang berkaitan dengan masalah pertanian, kedokteran, catatan sejarah
mengenai negara Ch’in dan buku-buku falsafah yang ditulis oleh
pengarang-pengarang penganut faham legalis. Selebihnya –tidak kecuali buku-buku
doktrin Kong Hu-Cu– mesti dimusnahkan. Dengan dikeluarkannya aturan yang
kelewatan ini mungkin merupakan contoh pertama adanya sensor besar-besaran
dalam sejarah. Dia bermaksud melabrak habis filosofi-filosofi lawannya,
khususnya faham Kong Hu-Cu. Tetapi, Shih Huang Ti memerintahkan mengkopi
buku-buku yang dilarang dan disimpan di perpustakaan di ibukota.
Politik luar negerinya tak kurang
keras serta kuatnya. Dia melakukan penaklukan di bagian selatan Cina, dan
daerah-daerah yang ditaklukkan dimasukkan ke dalam wilayah Cina. Juga di utara
dan di barat pasukannya berhasil, namun dia tidak mampu menundukkan penduduknya
secara permanen. Untuk mencegah jangan sampai mereka menyerang Cina, Shih Huang
Ti menghubungkan pelbagai dinding lokal yang memang sudah ada di perbatasan
Cina utara sehingga menjadi jalur tembok raksasa. Tembok besar Cina itu masih
utuh terdapat hingga kini. Konstruksi proyek ini berikut
pertempuran-pertempuran dengan pihak luar, membebankan penduduk dengan pajak
tinggi, dan ini membuatnya tidak populer. Karena pemberontakan melawan
pemerintahan tangan besinya tidak mungkin, serangkaian perbuatan dilakukan
orang untuk menghabiskan nyawanya. Tetapi, tak satu pun usaha pembunuhan ini
yang berhasil, dan Shih Huang Ti mati secara wajar tahun 210 SM.
Tembok Besar China
Kaisar digantikan putera keduanya
bergelar Erh Shih Huang Ti. Tetapi, sang anak tidak memiliki kemampuan sang
ayah, karena itu beberapa pemberontakan pun meletus. Dalam tempo empat tahun
dia terbunuh. Perpustakaan kerajaan dibumihangus, dan dinasti Ch’in sepenuhnya
ditumbangkan.
Namun, karya usaha Shi Huang Ti
yang sudah dirampungkannya bukanlah hal yang percuma. Orang Cina memang
bersenang hati pemerintahan tiraninya sudah berakhir, tetapi, ada sebagian
kecil yang berhasrat kembali ke suasana anarki seperti masa lampau. Dinasti
berikutnya (dinasti Han) meneruskan sistem dasar administratif yang ditegakkan
oleh Ch’in Shih Huang Ti. Dan memang dalam kenyataannya, sepanjang dua puluh
satu abad kekaisaran Cina melanjutkan garis-garis yang sudah diletakkan.
Meskipun sistem hukum Ch’in yang keras segera dilunakkan oleh para kaisar dinasti
Han, dan biarpun keseluruh filosofi legalis sudah dijauhi dan Confucianisme
menjadi lagi falsafah negara, penyatuan politik dan kultural yang sudah
dibangun oleh Shih Huang Ti tidaklah luntur.
Secara keseluruhan, makna penting
Shih Huang Ti untuk Cina sudahlah terang benderang. Orang-orang Barat
senantiasa terpukau oleh besarnya ukuran Cina, tetapi umumnya sepanjang sejarah
sebenarnya tidaklah lebih besar penduduknya ketimbang Eropa. Perbedaannya
adalah, Eropa senantiasa terpecah-pecah menjadi negara kecil-kecil sedangkan
Cina dipersatukan menjadi sebuah negeri besar. Perbedaan ini tampak berkat
faktor-faktor politik dan sosial, bukannya lantaran faktor geografi, misalnya
dalam hal jarak panjang pegunungan di Cina tidaklah banyak beda dengan apa yang
ada di Eropa. Karuan saja, penyatuan Cina tidaklah bisa dianggap semata-mata
kerja Shih Huang Ti seorang. Banyak orang –misalnya Sui Wen Ti– juga memainkan
peranan penting, tetapi tidaklah perlu diragukan lagi Shih Huang Ti yang paling
penting dari yang penting. Dialah titik sentralnya.
Berbicara tentang Shih Huang Ti
tidaklah tuntas sempurna tanpa menyebut-nyebut perdana menterinya yang cerdas
dan hebat, Li Ssu. Memang, begitu pentingnya pengaruh Li Ssu terhadap
pengambilan keputusan kaisar sehingga sulit membedakan mana yang lebih
menentukan diantara keduanya menyangkut perubahan-perubahan besar yang terjadi.
Untuk terhindar dari kesulitan tilik sana tilik sini, saya menetapkan semua
jasa-jasa perbuatan gabungan mereka kepada Shih Huang Ti. (Lagi pula, biarpun
Li Ssu mengajukan nasehat, kata terakhir ada pada kaisar).
Shih Huang Ti, antara lain akibat
perbuatan membakar buku-buku, dikutuk oleh umumnya penulis-penulis berfaham
Kong Hu-Cu di belakang hari. Mereka mengutuknya sebagai tiran, kedukun-dukunan,
penuh takhyul, jahanam, anak sundal dan berkemampuan kepalang tanggung.
Sebaliknya, Cina Komunis umumnya memujanya selaku pemikir progresif.
Penulis-penulis Barat kadangkala membandingkan Shih Huang Ti dengan Napoleon.
Tetapi, tampaknya dia lebih mirip dengan Augustus Caesar, pendiri kekaisaran
Romawi. Empirium yang mereka dirikan sedikit banyak punya kemiripan dalam
ukuran luas daerah dan jumlah penduduk. Bedanya, empirium Romawi berdiri jauh
lebih singkat dan daerah yang diperintah oleh August Caesar tidak mampu
dipersatukan dalam jangka waktu lama. Tidaklah demikian pada Shih Huang Ti. Itu
sebabnya Shih Huang Ti lebih punya pengaruh ketimbang Augustus Caesar.
Sumber:
https://amhaycom.wordpress.com
Tembok Besar Cina
Sumber:
https://amhaycom.wordpress.com
Tembok Besar Cina
0 komentar:
Posting Komentar